Rabu, 31 Oktober 2018

Serendipity karya Erisca Febriani

Hasil gambar untuk serendipity erisca febriani



Judul : Serendipity
Penulis : Erisca Febriani
Penerbit : Inari
Tebal : 424 halaman
Terbit : Cetakan I - November 2016


Blurb:
Dulunya, Arkan dan Rani adalah sepasang kekasih. Tiba-tiba, di sebuah taman kota, Arkan mengikrarkan bahwa mereka harus berpisah.
Dua bulan telah berlalu. Sekarang, meskipun mereka satu kelas, Arkan tidak pernah lagi menyapanya. Kadang, memang selucu itu; mereka yang dulu bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mengobrol tentang apa pun, kini bahkan tidak tahu bagaimana caranya mengucapkan ‘hai’ atau ‘selamat pagi’.
Rani tahu Arkan membencinya. Rani tahu ini kesalahannya. Tapi Arkan seharusnya mendukungnya. Dia sedang berusaha bertahan hidup. 
Dengan segala kemampuannya, dengan segala perisai dan kekuatannya, Rani berusaha bertahan dan berdiri tegak.
***
 “Rani masih tidak menyangka bahwa seseorang yang begitu istimewa baginya, menjadi bagian dari kenangan manis yang terpetakan baik di hati, justru berbalik arah menjadi seseorang yang menikamnya dengan belati.”  -Page 21.



Semua berubah dalam sekejap dalam hidup Rani sejak malam itu. Di mana Arkan Indra Kamajaya memergokinya, juga memutuskan untuk mengakhiri kisah mereka detik itu juga. Kemudian sedikit demi sedikit, orang-orang di sekitar Rani jelas menunjukkan sikap bahwa mereka menghindari gadis itu. Menatapnya bak makhluk  aneh. Menganggapnya membawa pengaruh buruk. Semuanya, bahkan Jean yang menjadi sahabatnya selama ini.

Mereka menyerap berita dari apa yang mereka lihat. Menyimpulkan semuanya seorang diri, berspekulasi mengenai kebenaran yang ada di balik semua foto-foto yang beredar, tanpa memberikan kesempatan pada Rani untuk menjelaskan yang sebenarnya. Menghujat, merendahkan, menghakimi,  mereka dibutakan oleh rasa percaya diri tinggi.

Lalu muncul Gibran si anak baru keturunan Arab-Indonesia, yang seakan memang ditakdirkan untuk menghibur Rani di masa-masa sulitnya ini, meskipun awalnya Rani kurang nyaman dengan tingkahnya yang petikilan dan hobi tebar pesona. Tapi Gibran berbeda, ia tidak serta merta memercayai gosip tentang Rani yang beredar di kalangan teman-temannya begitu saja.


 “Lo sebenarnya masih sayang, kan, sama Rani?" - page 322.

Namun bagaimana jika Gibran telah melihat bukti yang membuat gosip itu tak bisa disangkal lagi? Bagaimana jika saat fakta mulai terungkap, semua ini ternyata lebih pelik dari yang dibayangkan? Dan kemudian Rani tahu bahwa ia harus menerima fakta, bahwa hidupnya sudah tak akan mungkin bisa sama lagi.

Di halaman-halaman awal, saya menebak bahwa Serendipity akan menyajikan kisah yang kelam, dan saat selesai membacanya, ternyata memang kelam, namun tidak sekelam yang saya harapkan sebelumnya. Serendipity berlatarkan kehidupan anak SMA, kedua tokoh utamanya pun memang masih duduk di bangku SMA, dengan masalah masing-masing yang disembunyikan rapat-rapat.

Di awal kita akan dibuat bertanya-tanya, apa sebenarnya yang terjadi? Benarkah Rani melakukan hal semacam itu? Untuk apa? Mengapa Arkan terlihat sangat membenci Rani? Apa semata-mata hanya karena malam itu? Kenapa Arkan sampai tega menyebarkan foto itu? Ingin balas dendam karena dikhianatikah? Dan berbagai pertanyaan lainnya. Erisca berhasil menyambungkan benang merah yang nantinya akan menghubungkan jawaban di balik pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Ini kisah Rani, dengan kehidupannya yang mulai berat terhitung sejak dua tahun setelah kepergian ayahnya. Keputusan berat harus dipilihnya demi bisa melanjutkan hidup, belum lagi dengan ibunya yang berubah seiring berjalannya waktu, tidak sehangat dulu lagi. Semuanya berubah. Kehidupan seakan tak adil. Membuat Rani kadang-kadang berpikir, untuk apa ia hidup di dunia ini? 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar