Rabu, 31 Oktober 2018

Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membeci Angin karya Tere Liye


Hasil gambar untuk Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin review
 
Judul : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 264 halaman

Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik.
Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekalipun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.
Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan. Bahkan sejak rambutku masih dikepang dua.
Sekarang ketika aku tahu dia boleh jadi tak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.
Tania tak pernah berencana untuk jatuh cinta dengan malaikat penolongnya. Dia tak pernah membayangkan akan memiliki kehidupan yang baik, dia bahkan tak pernah bermimpi bahwa suatu saat dia akan mampu menginjakkan kakinya bahkan bersekolah di Singapura, tapi semuanya berubah sejak pertemuannya dengan malaikat itu. Oom Danar, itulah panggilan yang dia dan adiknya berikan dulu, saat pertama kali mereka bertemu. Saat dirinya hanyalah gadis kecil berkepang dua, yang kakinya tertusuk paku payung saat mengamen di atas bus tanpa alas kaki. Seseorang itu telah sempurna mengubah hidupnya.

Lalu apakah salah ketika perlahan-lahan seiring berjalannya waktu mulai muncul perasaan aneh di dalam hatinya? Dari timbulnya perasaan senang saat Danar memujinya sebagai gadis yang cerdas, munculnya perasaan cemburu saat Kak Ratna -pacar Oom Danar- tiba-tiba mengambil alih posisinya, perasaan rindu saat dia harus melanjutkan studinya di Singapura. Bukankah wajar bagi seseorang untuk mengagumi orang yang telah berjasa banyak dalam hidupnya? Apalagi jika kau mendapati orang tersebut sebagai orang yang menyenangkan, memiliki senyum hangat yang menentramkan dan tatapan teduh yang penuh dengan kasih sayang. Apa salah bagi Tania untuk jatuh cinta kepada orang yang telah menemani, menguatkan, menghiburnya, disaat Ibunya tiba-tiba meninggalkan mereka tepat disaat mereka berpikir bahwa kehidupan mereka mulai membaik? Tania tak pernah meminta untuk dibuat jatuh cinta kepada malaikatnya. Hal itu terjadi begitu saja. Apakah salah baginya untuk mencintai seseorang?

Buncah melingkupi hati Tania saat Oom Danar nya memberikan liontin dengan inisial T dengan ukiran bunga linden sebagai kado ulang tahun ke-17 nya. Hal itu semakin memupuk harapan bahwa Oom Danar juga memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Tapi semua khayalan itu hancur berkeping-keping ketika tiba-tiba Kak Ratna mengumumkan rencana pernikahannya dengan sang malaikat.

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Itu yang pernah diucapkan Danar dulu. Tapi ungkapan itu pula lah yang membuatnya merasa sangat sedih ketika akhirnya dia memahami makna dari kalimat tersebut. Dia ingin mengakui perasaannya kepada malaikat penolongnya. Tapi disaat bersamaan, dia tak mau menghancurkan kehidupan orang baik itu. Dia hanya bisa mencoba berdamai dengan dirinya sendiri. Meskipun hal itu sedikit banyak merubah dirinya, merubah sifat dan tabiatnya. Mengubahnya menjadi Tania yang tidak menyenangkan.

Lalu, apa yang harus dirasakan Tania ketika satu persatu potongan teka-teki itu terkuak? Apa yang harus dilakukannya saat dia akhirnya mengetahui rahasia besar yang telah lama disimpan malaikat penolongnya? Rahasia yang keberadaannya telah banyak menyakiti orang-orang yang terlibat di dalamnya? Apa yang harus dilakukannya terhadap sang malaikatnya?


Gaya penulisannya. . kalo saya pribadi sih sebenernya emang lebih suka novel yang bahasanya kayak gini. Apalagi disini kita seperti diposisikan sebagai Tania yang sedang mem-flashback memori masa lalunya sama Oom malaikat. And, the present Tania tell us all those story only in an hour and 17 minutes. Hmmm. .. keren banget kan? Saya bisa banget ngebayangin toko buku yang diceritain disini. Feel-nya nyampe banget lah sama pembaca. Tapi entah kenapa, saya butuh waktu sebulan lebih buat nyelesein baca novel yang satu ini. Dan setelah kelar baca, saya baru sadar. Novel ini kan ceritanya sedih banget yak? Dan otak saya gak terlalu suka memproses segala sesuatu yang menyedihkan. Jadi, pas baca kemaren tiap baru baca dikit trus kira-kira lanjutannya sedih, udahan. Gak kuat broooh. Menata hati dulu, baru dilanjutin. Terlalu menguras emosi. Bikin review gini aja keriput di dahi saya udah nambah beberapa garis.

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.
Kalo kata Oom Danar sih gitu. Dan setelah saya pikir-pikir, kita hidup memang seperti selembar daun. Daun yang menempel pada sebatang ranting, atau cabang pohon. Ketika angin bertiup sekencang apapun, daun tidak akan jatuh ketika memang belum saatnya dia untuk jatuh. Namun ketika sang daun memang sudah seharusnya jatuh, bisikan lembut angin pun mampu membuatnya jatuh. Lalu, apa yang harus diperbuat daun? Tidak ada. Dia hanya bisa membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Gak mungkin kan daun pergi ke toko alat tulis, beli lem, merangkak ke atas pohon dan meminta dirinya untuk ditempel lagi di dahannya?

Sama seperti kita. Dalam hidup terkadang kita menemui takdir "kurang menyenangkan", yang memang tidak bisa kita ubah. Dan hal yang bisa kita lakukan hanyalah ikhlas dan menjalani apa yang memang sudah digariskan untuk kita. What can we do anyway? Bukan meminta kita untuk sepenuhnya pasrah sama apapun yang terjadi di hidup kita sih. Tapi, ketika kita sudah melakukan segala usaha yang kita bisa dan ternyata hasilnya tak berubah? Mau gimana lagi? Mau protes sama Allah? Enggak kan? Ikhlas. Meskipun terkadang susah..

A (Aku,Benci,dan Cinta) karya Wulan Fadi


 Hasil gambar untuk review novel A WULAN FADI


                                                       Judul : A (Aku,Benci dan Cinta)
                                                                 Karya : Wulan Fadi
                                                               Penerbit : Best Media
                                                       Tahun terbit : Desember 2015


 Kali ini saya bakalan nge-review salah satu novel best seller dari Wulan Fadila (@wulanfadila).


Ini cerita tentang Alvaro Radyana. Si Cassanova terpopuler di SMA National High. Juga Ketua OSIS yang dikagumi banyak orang.

Alvaro yang 'Segalanya'.

Ini juga tentang Anggia Serenia Quinindha. Si Rajin dari yang paling rajin di SMA National High. Sayangnya dia Wakil Ketua OSIS, padahal bukan posisi itu yang ia mau.

Anggia yang 'Perfeksionis'.

Alvaro menganggap Anggia lelucon, tapi Anggia selalu menganggap Alvaro rival.

Tapi, pandangan itu berubah saat Alvaro memiliki kesempatan untuk mengenal Anggia lebih jauh. Dan rasa itu tumbuh pada Alvaro sejak Anggia mengenal Alexander, teman masa kecilnya. Perasaan aneh yang seharusnya Alvaro raakan hanya pada cinta pertamanya, Athala.

Saat masa depan membuka kesempatan baru, apa Alvaro akan mengambilnya?


Jadi cerita ini berawal dari wattpad dan di bentuk menjadi novel yang best seller karya wulanfadi, bagi penggemar wattpad pasti tau. Saya udah baca versi wattpad dan novelnya.

Sebenernya novel ini udah lama dari 2015 dan saya ngeikutin TRS (The Rules Series) mulai dari Juna, Matt, Mika, Julian, Seth, dan Alvaro. Tapi, saya paling suka sama A, karena menurut saya pribadi Alvaro itu nyebelin, dan itu yang buat saya penasaran karena sifatnya dia.

Versi wattpad dan novel ga jauh beda sih, tapi Alvaro versi wattpad lebih nakal.

Cerita ini unik karena Alvaro sebagai Ketua OSIS dan Anggia sebagai Wakil Ketua OSIS, kebanyakan Ketua OSIS dan Wakilnya itu sejalan, mulai dari pendapat dan pikiran walaupun terkadang juga ga sejalan dan sepikiran. Tetapi beda untuk Alvaro dan Anggia, mereka ga bisa bersatu dalam hal apapun, berantem, ribut, adu mulut kebiasaan mereka berdua, sebenernya karena kejadian dua tahun yang lalu yang membuat Alvaro dan Anggia ga pernah bersatu. Alvaro mempunyai julukan untuk Anggi yaitu tenaga badak.

Alvaro sama Anggia mempunyai gengsi yang tinggi buat nyadar kalau mereka saling sayang.

Sebenarnya Alvaro masih sayang sama cinta pertamanya yaitu Athala, tetapi karena suatu hal Alvaro mulai merasakan jatuh cinta sama Anggi, dan merelakan Athala untuk teman kecilnya.

Novel ini juga menceritakan soal persahabatan dan keluarga. Persahabatan yang cukup rumit tetapi saat ada masalah bisa diselesaikan dengan baik tanpa adu fisik sama sekali. Konflik yang ada di novel ini cukup ringan, seputar percintaan anak SMA yang lagi merasakan jatuh cinta dan mencari jati dirinya masing-masing. Easy reading kalau menurut gue.

Ada beberapa lagu yang di masukkan ke dalam novel ini, bagus sih lagunya menggambarkan karakter Alvaro dan Anggia.

Saya paling baper sama Alvaro, which is dia itu beda di saat serius untuk masalah cinta, walaupun dia terkenal di sekolahnya dengan julukannya yang menurut orang itu ga banget, tapi di balik itu semua dia mempunyai alasan tersendiri. Alvaro orangnya susah di tebak dan itu yang buat gue sayang sama dia, maaf ya Anggi hehe.

Banyak quotes yang bagus di novel itu dan ngebuat gue baper sendiri. Contohnya nih "I'm in love with you, and I always do", "Perasaan orang bisa berubah seiring waktu", dan masih banyak lagi hihi.

Over all saya suka ceritanya dari versi wattpad maupun novel, ga mengecewakan menurut gue dan ga nyesel untuk di baca karena recommended banget ceritanya!!

Karya Wulan yang lain juga bagus. Bahasa yang di pakai Wulan untuk ngebuat cerita itu cukup ringan dan mudah dipahami.

Serendipity karya Erisca Febriani

Hasil gambar untuk serendipity erisca febriani



Judul : Serendipity
Penulis : Erisca Febriani
Penerbit : Inari
Tebal : 424 halaman
Terbit : Cetakan I - November 2016


Blurb:
Dulunya, Arkan dan Rani adalah sepasang kekasih. Tiba-tiba, di sebuah taman kota, Arkan mengikrarkan bahwa mereka harus berpisah.
Dua bulan telah berlalu. Sekarang, meskipun mereka satu kelas, Arkan tidak pernah lagi menyapanya. Kadang, memang selucu itu; mereka yang dulu bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mengobrol tentang apa pun, kini bahkan tidak tahu bagaimana caranya mengucapkan ‘hai’ atau ‘selamat pagi’.
Rani tahu Arkan membencinya. Rani tahu ini kesalahannya. Tapi Arkan seharusnya mendukungnya. Dia sedang berusaha bertahan hidup. 
Dengan segala kemampuannya, dengan segala perisai dan kekuatannya, Rani berusaha bertahan dan berdiri tegak.
***
 “Rani masih tidak menyangka bahwa seseorang yang begitu istimewa baginya, menjadi bagian dari kenangan manis yang terpetakan baik di hati, justru berbalik arah menjadi seseorang yang menikamnya dengan belati.”  -Page 21.



Semua berubah dalam sekejap dalam hidup Rani sejak malam itu. Di mana Arkan Indra Kamajaya memergokinya, juga memutuskan untuk mengakhiri kisah mereka detik itu juga. Kemudian sedikit demi sedikit, orang-orang di sekitar Rani jelas menunjukkan sikap bahwa mereka menghindari gadis itu. Menatapnya bak makhluk  aneh. Menganggapnya membawa pengaruh buruk. Semuanya, bahkan Jean yang menjadi sahabatnya selama ini.

Mereka menyerap berita dari apa yang mereka lihat. Menyimpulkan semuanya seorang diri, berspekulasi mengenai kebenaran yang ada di balik semua foto-foto yang beredar, tanpa memberikan kesempatan pada Rani untuk menjelaskan yang sebenarnya. Menghujat, merendahkan, menghakimi,  mereka dibutakan oleh rasa percaya diri tinggi.

Lalu muncul Gibran si anak baru keturunan Arab-Indonesia, yang seakan memang ditakdirkan untuk menghibur Rani di masa-masa sulitnya ini, meskipun awalnya Rani kurang nyaman dengan tingkahnya yang petikilan dan hobi tebar pesona. Tapi Gibran berbeda, ia tidak serta merta memercayai gosip tentang Rani yang beredar di kalangan teman-temannya begitu saja.


 “Lo sebenarnya masih sayang, kan, sama Rani?" - page 322.

Namun bagaimana jika Gibran telah melihat bukti yang membuat gosip itu tak bisa disangkal lagi? Bagaimana jika saat fakta mulai terungkap, semua ini ternyata lebih pelik dari yang dibayangkan? Dan kemudian Rani tahu bahwa ia harus menerima fakta, bahwa hidupnya sudah tak akan mungkin bisa sama lagi.

Di halaman-halaman awal, saya menebak bahwa Serendipity akan menyajikan kisah yang kelam, dan saat selesai membacanya, ternyata memang kelam, namun tidak sekelam yang saya harapkan sebelumnya. Serendipity berlatarkan kehidupan anak SMA, kedua tokoh utamanya pun memang masih duduk di bangku SMA, dengan masalah masing-masing yang disembunyikan rapat-rapat.

Di awal kita akan dibuat bertanya-tanya, apa sebenarnya yang terjadi? Benarkah Rani melakukan hal semacam itu? Untuk apa? Mengapa Arkan terlihat sangat membenci Rani? Apa semata-mata hanya karena malam itu? Kenapa Arkan sampai tega menyebarkan foto itu? Ingin balas dendam karena dikhianatikah? Dan berbagai pertanyaan lainnya. Erisca berhasil menyambungkan benang merah yang nantinya akan menghubungkan jawaban di balik pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Ini kisah Rani, dengan kehidupannya yang mulai berat terhitung sejak dua tahun setelah kepergian ayahnya. Keputusan berat harus dipilihnya demi bisa melanjutkan hidup, belum lagi dengan ibunya yang berubah seiring berjalannya waktu, tidak sehangat dulu lagi. Semuanya berubah. Kehidupan seakan tak adil. Membuat Rani kadang-kadang berpikir, untuk apa ia hidup di dunia ini?