Judul: Tentang Kamu yang Tak Tahu
Arti Menunggu
Penulis: Tarina Arkad
Penerbit: Elex Media
Penulis: Tarina Arkad
Penerbit: Elex Media
Tentang Kamu yang Tak Tahu Arti
Menunggu adalah novel pertama dengan genre
teenlit yang saya baca setelah bertahun-tahun. Dan hasilnya? Tidak
mengecewakan. Boleh dikatakan saya puas dan isi novel ini sesuai ekspektasi
saya.
Gandis tahu mereka sudah berjanji.
Namun Diyan mengungkari. Gandis percaya bahwa berharap lebih artinya siap
dikecewakan, hanya saja ia luoa bahwa orang terdekatlah yang justru punya
kesempatan melukai lebih besar.
Lalu Diwang muncul, menawarkan
harapan yang tak ingin Gandis yakini. Tidak seharusnya perasaan itu ada di
tengah ikatan persahabatan. Tapu Diwang percaya justru Gandis satu-satunya
orang yang bisa membuatnya jatuh cinta setengah mati.
Gandis menyadari kerumitan ini.
Hingga ia tak menyangka kehadiran sosok yang bisa menyederhanakan semua. Sosok
tak disangka yang mengubah tangisan luka menjadi semburat senyum bahagia.
Ini tentang janji yang diingkari.
Tentang harapan yang dikecewakan. Tentang sosok yang tak disangka akan datang
mengobati luka.
Alur yang digunakan mayoritas dalam
buku ini adalah alur maju, dengan sedikit flashback. Menggunakan PoV 3,
dengan PoV yang konsisten di tiap scene. Sehingga sudut pandang tokoh
yang lain bisa misterius sampai waktunya tiba. Baru membaca, saya sudah
disuguhi dengan heart breaking scene. Not exactly heart breaking—tapi
juga bukan adegan yang akan membuat kamu tertawa.
Gaya bahasa ditulis dengan apik yang
disesuaikan dengan karakter masing-masing tokoh—bisa dibilang unik, karena
penulis memadukan antara bahasa indonesia baku dengan bahasa gaul dan slank
kekinian. Bahasa yang digunakan penulis memang mendukung karakter masing-masing
tokoh, hanya saja bagi saya yang tidak terbiasa dengan keberadaan bahasa non
baku pada narasi, hal ini sedikit mengganggu. Untung saja hal itu ditutupi oleh
ceritanya yang mengalir dengan cukup bagus dan rapi. Juga konflik internalnya
yang dieksplor dengan sangat baik, sehingga pembaca benar-benar bisa masuk
dalam cerita. Dan, saya paling suka bagian konflik, yang ternyata nggak
sesimpel yang saya bayangkan.
Meskipun saya juga menyukai hampir
semua bagian. Penarasian yang apik, penokohan yang pas, PoV yang konsisten,
konflik yang diambil, twist di sana dan di sini yang membuat saya gemas,
dan penyelesaian yang tidak pernah saya duga sebelumnya—eksekusinya sangat
pintar. Begitu juga dengan tokoh-tokohnya. Tarina memberikan ruang bagi
tiap-tiap tokoh untuk bersinar, karakter masing-masing tokoh dibuat se-real
mungkin tanpa dramatisasi berlebih. Bagaimana penulis membuat para remaja ini
menyelesikan masalahnya—yang menunjukkan kedewasaan mereka—patut diacungi
jempol. Intinya adalah, buku ini lebih kompleks dari blurbnya, yang menurut
sebagian orang menyesakkan dada.
Dan untuk para pecinta quotes,
pasti terpuaskan dengan kehadiran quotes puitis di tiap awalan bab yang
disertai dengan ilustrasi keren.
Selain dari diksi non baku pada
penarasian yang mengganggu saya, pendeskrisian setting tempat menurut saya juga
kurang kuat. Setting tempat yang digunakan adalah sekolah, pusat perbelanjaan,
rumah, dan gedung olah raga. Entah saya yang terlalu fokus pada pembawaan
konflik batin yang memang sangat menyentuh, atau memang ada kekurangan dalam
pendeskripsian sehingga dari awal saya gagal paham jika, Gandis dan ketiga
teman cowoknya (Diyan, Diwang, dan Langga) a) tinggal di kompleks perumahan
yang sama, dan b) tidak satu sekolah. Saya harus membaca ulang beberapa bagian
untuk akhirnya memahami dua hal tersebut. Tapi di samping itu, untuk sebuah
novel teenlit dengan konflik yang tidak melulu berpusat pada percintaan remaja,
ditulis menggunakan bahasa yang unik tapi ada kesan elegan, serta penokohan
yang menggambarkan sisi kedewasaan dari remaja-remaja berusia 17 tahun, serta
eksekusi yang jauh dari pemikiran remaja yang kebanyakan impulsif, novel ini
sangat layal untuk dibaca.
Banyak pelajaran yg bisa diambil
dari sini, tersirat maupun tersurat. Novel ini tidak melulu membahas tentang
kisah cinta remaja yang dunianya hanya berputar pada hati yang sedang jatuh
cinta, disakiti, dan sebagainya. Ada banyak hal yang bisa ditemukan. Baik
tentang makna janji, cinta, persahabatan, keluarga, dan cita-cita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar